Blended learning terdiri dari kata
blended (kombinasi/ campuran) dan learning (belajar). Istilah lain yang sering
digunakan adalah hybrid course (hybrid = campuran/kombinasi, course = mata
kuliah). Makna asli sekaligus yang paling umum blended learning mengacu pada
belajar yang mengkombinasi atau mencampur antara pembelajaran tatap muka (face
to face = f2f) dan pembelajaran berbasis komputer (online dan offline).
Beberapa ahli memilki penjelasan tentang blended learning ini.
1. Thorne (2003)
menggambarkan blended learning sebagai "It represents an opportunity to
integrate the innovative and technological advances offered by online learning
with the interaction and participation offered in the best of traditional
learning.
2. Bersin (2004) mendefinisikan blended
learning sebagai: “the combination of different training “media (technologies,
activities, and types of events) to create an optimum training program for a
specific audience. The term “blended” means that traditional instructor-led
training is being supplemented with other electronic formats. In the context of
this book, blended learning programs use many different forms of e-learning,
perhaps complemented with instructor-led training and other live formats”.
Istilah blended
learning pada awalnya digunakan untuk menggambarkan mata kuliah yang mencoba
menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Saat ini
istilah blended menjadi populer, maka semakin banyak kombinasi yang dirujuk
sebagai blended learning. Dalam metodologi penelitian, digunakan istilah mixing
untuk menunjukkan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Adapula yang menyebut di dalam pembelajaran adalah pendekatan eklektif, yaitu
mengkombinasi berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Namun, pengertian
pembelajaran berbasis blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasi
strategi penyampaikan pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka,
pembelajaran berbasis komputer (offline), dan komputer secara online (internet
dan mobile learning).
Pembelajaran
berbasis Blended learning berkembang sekitar tahun 2000 dan sekarang banyak
digunakan di Amerika Utara, Inggris, Australia, kalangan perguruan tinggi dan
dunia pelatihan. Melalui blended learning semua sumber belajar yang dapat
memfasilitasi terjadinya belajar bagi orang yang belajar dikembangkan.
Pembelajaran blended dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face)
dengan pembelajaran berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan
teknologi pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan
pengajar maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau iPhone,
saluran televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik lainnya.
Pebelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Tujuan utama
pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik
pembelajaran agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang
sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien,
dan lebih menarik.
Pembelajaran
berbasis blended learning merupakan pilihan terbaik untuk meningkatkan
efektivitas, efisiensi, dan daya tarik yang lebih besar dalam berinteraksi
antar manusia dalam lingkungan belajar yang beragam. Belajar blended menawarkan
kesempatan belajar untuk menjadi baik secara bersama-sama dan terpisah,
demikian pula pada waktu yang sama maupun berbeda. Sebuah komunitas belajar
dapat dilakukan oleh pelajar dan pengajar yang dapat berinteraksi setiap saat
dan di mana saja karena memanfaatkan yang diperoleh komputer maupun perangkat
lain (iPhone) sebagai fasilitasi belajar. Blended learning memberikan
fasilitasi belajar yang sangat sensitif terhadap segala perbedaan karakteristik
pskiologis maupun lingkungan belajar.
0 komentar:
Posting Komentar