HASIL
WAWANCARA
Tanggal : 3 April 2013
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Kediaman Ibu PM
Jl. Perjuangan, Kecamatan Marendal, Amplas.
IDENTITAS GURU
Nama : PMAsal Sekolah : SMP Negeri 10 Medan
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Tahun mengajar : 1996
Sertifikasi/ tidak : Sertifikasi tahun 2008
Asal Universitas : Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan
HASIL WAWANCARA
Saya : Bagaimana pandangan ibu tentang
pendidikan di Indonesia?
Subjek : Kalau dari segi kurikulum, contohnya ujian nasional, kabarnya sekarang kan
sampai dua puluh paket, tahun lalu kan cuma lima paket, jadi sampai ada siswa
yang bilang kalau pemerintah ini pembodohan, katanya dua puluh paket, ternyata
nanti tidak jadi. Kalau jaman saya dulu kan ujian nasional ya ujian saja tidak
ada paket-paketan.
Saya : Kalau di Medan sendiri menurut ibu
bagaimana?
Subjek :
Tidak jauh beda saya pikir, kualitas pendidikan di Medan tidak bisa kita bilang
berada di bawah tapi tidak juga di atas.
Saya : Kalau dari fasilitasnya ?
Subjek :
Sudah cukup memadailah, walaupun memang tidak semua sekolah fasilitasnya bagus.
Tapi paling tidak untuk memantu anak lebih maju sudah cukup lah, contoh seperti
komputer, hampir semua sekolah ada, laboratorium bahasa ada, berbagai jenis
ekstrakulikuler juga ada.
Saya : Lalu apa yang memotivasi ibu untuk
menjadi pengajar?
Subjek : Memang sudah cita-cita saya untuk jadi
guru, orang tua saya guru juga.
Saya :
Ohh, berarti ibu termotivasi karena melihat orang tua ibu menjadi guru dan
memang ada dukungan dari orang tua ya bu?
Subjek : Iya, artinya kalau orang tua saya berhasil
saya juga harus bisa berhasil.
Saya : Orang tua ibu guru bahasa Inggris juga?
Subjek : Bukan, guru Matematika di SD.
Saya : Bagaimana cerita atau filosofinya
sampai ibu bisa mengajar?
Subjek :
Saya dulu lulusan pertama D3 Universitas Riau. Penempatan pertama saya mengajar
di Sei Belawan, Kabupaten Simalungun tahun 1991, lalu tahun 1996 setelah
menikah saya pindah ke Medan. Karena guru dituntun harus sarjana, saya
lanjutkan ke UMN untuk mengambil S1. Lalu di tahun 2008 saya mendapat
sertifikasi.
Saya : Dari awal penempatan ibu memang sudah
mengajar bahasa Inggris?
Subjek : Iya.
Saya : Bagaimana pandangan ibu tentang siswa
yang ibu ajar?
Subjek : Kalau menurut saya, siswa-siswa sekarang tidak seperti 10 tahun yang lalu. Saya
juga kurang mengerti dimana letak kesalahannya, menurut saya banyak dari mereka
yang moralnya kurang baik, seperti sopan santunnya. Hal ini mungkin karena
adanya pengaruh lingkungan masyarakat yang kurang baik, sehingga anak-anak
tersebut terkontaminasi. Apalagi kalau pengawasan dan bimbingan dari orangtua
kurang.
Saya :
Jadi kalau dibandingkan siswa sekarang dengan yang 10 tahun lalu lebih baik
atau lebih buruk bu?
Subjek :
Hmm, kita tidak bisa juga bilang siswa sekarang itu lebih buruk dari yang dulu,
banyak juga anak
sekarang yang lebih berhasilkan, mungkin karena kemajuan teknologi. Tapi memang kalau dari
segi moral, anak sekarang kurang baik.
segi moral, anak sekarang kurang baik.
Saya : Lalu menurut ibu apa yang bisa
dilakukan untuk mengurangi hal tersebut?
Subjek :
Hidupkan kembali pendidikan moral, pelajaran budi pekerti sekarang sudah jarang
kita temukan di sekolah, pelajaran agama pun cuma dua jam kalau dulu kan empat
jam. Selain itu perilaku guru juga bisa mempengaruhi siswa, contoh di televisi
itu banyakkan guru-guru yang malah bertindak tidak senonoh atau asusila
terhadap siswa. Siswa kan bisa saja mencontohnya.
Saya : Selama ibu mengajar, apa sih kesusahan
atau hambatan yang ibu alami?
Subjek :
Mungkin hambatannya kalau mengajar siswa yang susah diatur, suka ribut di
kelas. Kadang juga susah mengajar siswa yang terlalu pasif. Tapi memang jarang di SMP 10 itu yang siswanya
pasif, karena rata-rata disana kan sudah termasuk keluarga menengah ke atas,
kadang kan faktor ekonomi juga mempengaruhi anak itu mau aktif atau berbaur.
Saya : Metode mengajar yang sering ibu gunakan
apa ?
Subjek :
Biasanya saya memberi materi dulu, baru nanti anak mengerjakan latihan, disuruh
maju ke depan untuk conversation atau
diskusi dengan teman sebangku. Ya disesuaikan saja dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah.
PEMBAHASAN
A. Seni
dan Ilmu Mengajar
Mengajar
merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada
situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari dimanapun
dan kapanpun, baik individual, kelompok, maupun dilembagakan. Sedangkan seni
belajar akan terlihat saat interaksi pembelajaran berlangsung. Pembelajaran
selalu melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau kelompok dengan
pikiran seseorang atau kelompok lainnya. Hubungan yang terjadi antara guru dan
siswa adalah hubungan dua arah, guru memberikan dan siswa menerima pengetahuan
dan bimbingan, namun tidak berarti siswa menerima pengetahuan secara pasif
Peran
guru bagi siswa
- Memfasilitasi peluang belajar
- Membangun kekatifan belajar
- Menangkap pikiran dan hati
- Memotivasi belajar
- Menata lingkungan edukatif
Pembahasan
Dari hasil wawancara yang saya dapat, dari kelima
hal yang harus guru lakukan untuk siswa, guru yang menjadi subjek saya sudah
melakukan tiga diantaranya, yaitu memotivasi belajar (diskusi dengan teman
sebangku), membangun keaktifan belajar (maju ke depan untuk conversation), dan
memfasilitasi peluang belajar (ceramah untuk menyampaikan teori).
B. Seni,
Ilmu, dan Profesi
Banyak orang yang mengatakan bahwa
mengajar adalah ilmu. Bagi mereka kegiatan belajar harus dipandu dan berbasis
ilmu. Guru harus dapat secara sistematis memilih bahan-bahan yang harus
dipelajari oleh siswa, sehingga mengurangi kemungkinan kegiatan pembelajaran
terjadi hanya secara kebetulan. B.F. Skinner mengatakan bahwalah penting untuk
melakukan pendekatan pengajaran dengan menggunakan teknologi. Guru-guru dapat
dilatih untuk menerapkan teknologi pendidikan atau mentransformasikan material
pembelajaran dengan pendekatan teknologi.
Banyak juga orang yang mengatakan bahwa
mengajar adalah seni. Penganut “Kegiatan mengajar sebagai seni” berpendapat
bahwa mengajar sebenarnya melibatkan intuisi, improvisasi, dan ekspresi. Guru
harus mampu melakukan dan menangani proses kreatif secara tidak terduga. Akan
lebih baik untuk mengatakan bahwa perbuatan mengajar melibatkan penilaian
artistic yang bergantung pada ilmu pengetahuan, dengan kata lain kita pengajar
harus mengkombinasikan seni dan ilmu dalam mengajar.
Pembahasan
Berdasarkan “Seni, ilmu, dan profesi”, guru (subjek)
yang saya wawancarai sudah menggunakan ilmu dan seni dalam mengajar. Ilmu digunakan
dalam menjelaskan teori, sedangkan seninya terlihat dalam membuat dinamika
kelas seperti maju ke depan diskusi dengan teman sebangku. Namun tidak ada
teknologi yang digunakan seperti yang dikatakan B.F. Skinner, karena subjek
tidak ada mengatakan menggunakan teknologi seperti alat peraga atau contoh
conversation yang dilakukan oleh orang asing.
C. Pengajar
yang cerdas
Kegiatan pembelajaran yang baik menuntut
kehadiran guru yang baik. Berikut ini adalah beberapa karakter guru yang harus
ditampilkan di kelas:
1. Persiapan:
ulasan catatan pembelajaran dan contoh untuk memastikan bahwa siswa belajar
dengan
lancar dan benar
Pembahasan:
berdasarkan hasil wawancara di atas saya
menyimpulkan bahwa subjek telah mengajar dengan ulasan catatan pembelajaran,
namun sepertinya belum memastikan apakah siswa telah belajar dengan lancar atau
tidak.
2.
Terorganisasi:
mengajar dengan menggunakan silabus dan urutan materi yang jelas sejak sesi
pembelajaran pertama.
Pembahasan:
Subjek sudah bisa dikatakan mengajar
dengan menggunakan silabus dan urutan materi, karena beliau mengatakan bahwa
biasanya saat mengajar ia sesuaikan dengan kurikulum atau peraturan yang ada di
sekolah tersebut.
3. Konsisten:
mengajar dengan tidak ada wabah
emosional atau pola perilaku yang mengintimidasi siswa.
Pembahasan:
Saya agak susah untuk mengatakan apakah
subjek tidak emosional atau mengintimidasi siswa, sebab beliau tidak mengatakan
hal tersebut dan juga saya tidak mengobservasi perilaku beliau saat mengajar.
4. Etika kerja:
menghabiskan waktu untuk benar-benar mempersiapkan pembelajaran di kelas dan
laboratorium.
Pembahasan:
Saya memang tidak menanyakan tentang persiapan subjek sebelum mengajar, tetapi
saat saya datang ke rumahnya, subjek memang sedang mempersiapkan bahan untuk
mengajar besok.
5. Kecepatan:
datang ke kelas tepat waktu dan menjalankan tugas di kelas tidak lebih dari
waktu yang
diberikan
6. Sikap fleksibel:
terbuka atas ide-ide baru, saran, dan wawasan dari siswa.
7. Dialog interaktif:
pembelajaran di kelas bersifat dua arah dan mengembangkan pengalaman
komunikasi.
Pembahasan:
Berdasarkan hasil wawancara, subjek sudah
memenuhi karakter ini, sebab subjek mengatakan bahwa metode yang biasa
digunakan saat mengajar adalah memberi kesempatan siswa maju untuk
conversation.
8. Lingkungan belajar: mendorong suasana
yang santai dan terbuka untuk perubahan pengaturan agar
tidak kaku.
D. Pedagogi
praktis abad ke- 21
Diskusi
mengenai pedagogi telah berlangsung nyaris sama tuanya dengan peradaban
pendidikan dan pembelajaran. Meski pedagogi secara definisi nyaris tidak pernah
berubah, kajian atasnya terus kontekstual sesuai dengan perjalanan sejarah
peradaban pendidikan. Pedagogi Abad ke-21 dikenal juga dengan pedagogi
progresif, yaitu pedagogi yang telah mengikuti perkembangan pengetahuan dan
teknologi, seperti TIK. Pedagogi Abad ke-21
ini mencakup pedagogi formal dan pedagogi vernacular (praktis), pedagogi
formal atau ilmiah merupakan upaya mengembangkan prinsip-prinsip dan
teori-teori pedagogi yang efektif melalui penelitian yang sistematis, sedangkan
pedagogi praktis merupakan aplikasi dari teori-teori yang ada.
Pembahasan:
Jika dikaitkan dengan teori di atas, pandangan
subjek tentang pendidikan di Indonesia sudah masuk dalam pedagogi abad ke-21,
contohnya Ujian Nasional. Awalnya pemeriksaan jawaban UN tidak dilakukan dengan
komputer, namun sekarang telah memakai komputer bahkan kode soalnya sudah
bervariasi. Hal ini membuktikan bahwa sudah ada kemajuan dalam pendidikan
khusunya penilaian kemampuan siswa, namun tidak semua mendukung hal tersebut,
sebab sperti yang kita tahu masih banyak kecurangan yang terjadi. Selain itu
ujian nasional yang pemeriksaannya menggunakan komputer terlalu fokus pada cara
membulatkan, jawaban siswa benar tapi jika bulatannya tidak pas terlihat tidak
adil, hal ini dapat menjadi bias.
E. Hubungan
antara Pedagogi Abad ke-21 dengan metode mengajar yang dilakukan subjek.
Pedagogi Abad ke-21 terdiri dari
pedagogi formal dan pedagogi vernakular (praktis), sering disebut pedagogi
praktis dan dilakukan secara sistematik. Jika dihubungkan dengan hasil
wawancara adalah sebagai berikut:
1. Pedagogi formal.
Subjek menggunakan pedagogi formal sebagai dasar untuk menyampaikan materi
atau
teori kepada murid.
2. Pedagogi vernakular.
Dalam menyampaikan teori tersebut, subjek juga membuat dinamika kelas
seperti
diskusi kelompok dan maju ke depan kelas untuk conversation, hal ini merupakan penggunaan
dari pedagogi vernakular
atau praktis.
3. Sistematis.
Proses penyampaian materi dilakukan secara sistematis berurutan dan disesuaikan
dengan
tingkatan kelas dan kurikulum.
4. Progresif.
Subjek beberapa kali menggunakan bantuan kemajuan teknologi, seperti
e-book
.
KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan hasil wawancara
1. Pandangan
subjek tentang pendidikan di Indonesia lebih fokus pada pelaksanaan Ujian
Nasional,
menurut subjek kode ujian yang bervariasi tidak cukup tepat
diberlakukan apa lagi pemeriksaan yang
menggunakan komputer,
2. Motivasi subjek sebagai pengajar adalah orang tua dan karena memang sudah cita-cita. Orang tua
2. Motivasi subjek sebagai pengajar adalah orang tua dan karena memang sudah cita-cita. Orang tua
subjek juga seorang guru.
3. Pandangan subjek tentang peserta didik lebih fokus pada moral, menurut beliau perlu dihidupkan
3. Pandangan subjek tentang peserta didik lebih fokus pada moral, menurut beliau perlu dihidupkan
kembali pendidikan moral bagi peserta didik.
4. Metode mengajar yang digunakan adalah menyampaikan materi dengan ceramah, diskusi, dan maju
4. Metode mengajar yang digunakan adalah menyampaikan materi dengan ceramah, diskusi, dan maju
untuk conversation.
Kesimpulan hasil wawancara dikaitkan dengan teori
1. Berdasarkan
teori yang harus dilakukan guru untuk siswa, subjek bisa dikatakan sudah cukup
baik
melakukan tugasnya sebagai seorang pengajar. Sebab dari lima hal yang
harus dilakukan subjek sudah
memenuhi tiga diantaranya.
2. Berdasarkan teori B.F. Skinner yang mengatakan mengajar juga harus melibatkan teknologi, subjek
2. Berdasarkan teori B.F. Skinner yang mengatakan mengajar juga harus melibatkan teknologi, subjek
kurang dalam hal ini.
3. Berdasarkan teori Pedagogi Abad ke-21, pendidikan di Indonesia sudah mengikuti teori tersebut yaitu
3. Berdasarkan teori Pedagogi Abad ke-21, pendidikan di Indonesia sudah mengikuti teori tersebut yaitu
penggunaan komputer dalam pemeriksaan Ujian Nasional, namun
penggunaannya belum optimal.
TESTIMONI
DAN SARAN
Testimoni:
1. Menurut
saya tugas wawancara guru merupakan salah satu cara untuk mengenal lebih jauh
tentang
pengajar secara personal, karena dengan mengetahui motivasi dan
filosofinya dalam mengajar, kita jadi
lebih paham mengapa perilaku guru yang
satu dengan yang lain itu berbeda.
2. Menambah pengalaman tentang tidak mudahnya mencari sumber untuk diwawancarai dan kemampuan
2. Menambah pengalaman tentang tidak mudahnya mencari sumber untuk diwawancarai dan kemampuan
untuk persuasi, beberapa subjek tidak ingin diwawancarai karena takut data
digunakan untuk hal yang
tidak baik atau merusak nama baik subjek.
Saran:
1. Pemerintah
sebaiknya mencari cara lain agar pemeriksaan Ujian Nasional tidak hanya
berpatokan pada
cara melingkarinya, tetapi lebih menekankan benar-salahnya.
2. Saya setuju dengan pandangan subjek bahwa pendidikkan moral perlu dihidupkan kembali, karena jika
2. Saya setuju dengan pandangan subjek bahwa pendidikkan moral perlu dihidupkan kembali, karena jika
moral masyarakat kurang baik akan berimbas kepada Negara.
Sumber :
Danim, S., & Khairil, H. (2010). Pedagogi, Andragogi,
dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta.